MILAN - Beberapa hari lalu Gattuso menemui Adriano Galliani, kemudian dia masuk ke dalam kantornya, lalu Adriano Galliani menutup pintu lalu berkata, "Jila ingin pergi silahkan lompat jendela."

Rinno, panggilan Gattuso, akhirnya bertahan karena dia enggan disebut pengkhianatseperti halnya Andriy Shevchenko yang meninggalkan Milan begitu saja.

"Saya hanya perlu waktu lima menit untuk membicarakan masalah saya. Ini bukan persoalan finansial," ungkap pemain timnas Itali ini. "Carlo Ancelotti dan Adriano Galliani, pelatih dah wakil presiden AC Milan, mendengarkan saya. Kami masih berteman seperti sebelumnya," lanjut Gattuso.

Gattuso menjelaskan kalau usai pembicaraan itu dirinya memutuskan akan mengakhiri karier bersama Milan. "Saya tidak pernah sungguh-sungguh mempertimbangkan akan meninggallkan klub ini, karena tidak akan mudah bagi siapapun untuk melakukannya," imbuh Gattuso. "Saya bermain disini sembilan musim. Ketika kami memasuki kantor klub, Galliani menutup pintu dan mengatakan jika saya ingin pergi, saya harus melompat ke jendela."

Pernyataan itu membuat Gattuso semakin percaya kepada Milan. "Saya merasa benar-benar disayang oleh klub ini." lanjutnya. "Kini, etika saya memakai kostum Milan, yang saya pikirkan hanya satu; bagaimana memenangkan pertandingan."

Para Milanisti sangat bergembira dengan keputusan yang diambil oleh Gattuso. Gattuso juga tidak ingin mempunyai nasib seperti halnya yang dialami temanya, Sheva. Kapten timnas Ukraina itu kurang bersinar di klub barunya, Chelsea.

Sheva kurang dapat kepercayaan dari pelatih The Blues, sehingga dia ingin kembali lagi bermain buat Milan. Namun Fans fanatik Milan lngsung menolaknya.

"Saya tidak ingin mengulang kesalahan Sheva. Saya tidak ingin di sebut pengkhianat," tegas pemain bernama lengkap Ivan Gennaro Gattusso ini.